{:id}Salah satu dari dua tim perwakilan program S-1 Teknik Biomedis UNAIR, berhasil meraih peringkat kedua dalam ajang adu inovasi The 3rd Open Innovation (OI) IMERI, yang dilaksanakan di FKUI pada 27-28 April 2019 lalu. Kedua tim tersebut terdiri dari Fadli Azhari (2015), Hanif Assyarify (2015), Muhammad Irsyad (2015), Libriani Adama Oktafia (2016), dan Mercya Salsabillah Shani (2017).
The 3rd Open Innovation (OI) IMERI merupakan ajang adu inovasi dalam bidang kesehatan dan kedokteran, yang diselenggarakan oleh Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI). Kompetisi ini diikuti oleh berbagai akademisi se-Indonesia, yang masing-masing memiliki latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Inovasi kreatif yang diajukan bisa berupa konsep atau prototipe dalam bentuk software maupun hardware. Tahun ini, dua tim Teknik Biomedis UNAIR berhasil lolos ke grand final dan bersaing dengan 27 tim lainnya. Pada hari pertama, seluruh peserta mengikuti serangkaian seminar dan talkshow dengan berbagai topik, yang diisi oleh para pakar di bidangnya. Setelah itu peserta mengikuti kegiatan brainstorming dengan fasilitator yang telah telah ditempatkan di setiap tim, sesuai dengan jenis produk inovasi yang diajukan. Pada hari kedua, masing-masing kelompok mempresentasikan produk inovasi mereka dihadapan para juri.
Inovasi yang diajukan tim UNAIR, salah satunya berupa prototipe sepatu untuk monitoring siklus gait secara realtime berbasis internet of thing, yang dinamai dengan LOGS (Low-Cost Gait Analysis System). Sesuai dengan namanya, LOGS memiliki keunggulan yaitu biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan dan pengoperasian sangat rendah. Apabila dibandingkan dengan alat di laboratorium rumah sakit yang totalnya bisa mencapai miliyaran rupiah, LOGS hanya membutuhkan 2 hingga 5 juta rupiah.
Selain itu, LOGS bersifat mobile, yang tidak mengharuskan pasien datang ke rumah sakit untuk digunakan dan bisa dipantau dokter dari jarak jauh. Sehingga, alat ini diharapkan bisa menjadi standar instrumentasi untuk analisis gait. Dengan inovasi dan keunggulannya ini, LOGS berhasil meraih peringkat kedua.
Inovasi lainnya yang turut bersaing ketat di grand final yaitu AMORE (Augmented Reality for 3D Model CT-Scan). AMORE merupakan prototipe aplikasi Android yang berfungsi untuk menampilkan hasil CT-Scan yang semulanya 2D menjadi 3D dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR). Maka dari itu, alat ini mempercepat dan memudahkan dokter untuk mendiagnosis fraktur tulang. Karena hasilnya ditampilkan melalui aplikasi Android yang bisa diakses dokter dan pasien, pihak rumah sakit tidak perlu menganggarkan biaya untuk mencetak hasil CT-Scan.{:}{:en}
One of two representative teams of Biomedical Engineering Undergraduate Program in UNAIR succeeded to be the second winner of the innovation competition The 3rd Open Innovation (OI) IMERI, which was held in FKUI on 27-28 April 2019. The two teams consist of Fadli Azhari (2015), Hanif Assyarify (2015), Muhammad Irsyad (2015), Libriani Adama Oktafia (2016), and Mercya Salsabillah Shani (2017).
The 3rd Open Innovation (OI) IMERI is a competition of innovation in medicine and health that was held by the Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI). This competition was participated by many academicians in Indonesia with different scientific backgrounds. The creative innovations proposed could be a concept or prototype in the form of software or hardware.
This year, two teams of Biomedical Engineering UNAIR managed to compete in the grand finale, competing 27 other teams. On the first day, every participant followed a series of seminar and talk show with various topics, which was delivered by the experts in their field. Afterwards, the participants were involved in a brainstorming session with a facilitator assigned in each team in accordance with the type of innovative product the team proposed. On the second day, each team presented its innovation in front of the judges.
The innovation proposed by UNAIR’s team, one of which was a shoe prototype to monitor gait system in real time based on internet of things, that is named LOGS (Low-Cost Gait Analysis System). In accordance with its name, LOGS has an advantage, which is the significantly low cost of provision and operation. If compared to the devices in a hospital laboratory that in total can cost billions of rupiahs, LOGS only require 2 to 5 million rupiahs.
Moreover, LOGS is mobile, which does not require patients to come to the hospital to use it and is able to be monitored by doctors from long distance. Therefore, this device is expected to be an instrumentation standard for gait analysis. With this innovation and advantages, LOGS won the second place.
Another innovation that also tightly competed in the grand finale was AMORE (Augmented Reality for 3D Model CT-Scan). AMORE is a prototype of an Android application that functions to display CT-Scan result that is initially 2D to 3D with Augmented Reality technology. Therefore, this device can accelerate and ease doctors in diagnosing bone fractures. Because the results are shown through an Android application that can be accessed by doctors and patients, hospitals do not have to plan the budget to print CT-Scan results.
{:}