
Semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya inovasi teknologi dalam bidang kesehatan membuat Program Studi Teknik Biomedis Universitas Airlangga (UNAIR) kian diminati. Dalam rilis resmi mengenai Data Keketatan SNBT Sarjana 2025 untuk rumpun Saintek, Teknik Biomedis UNAIR menempati urutan ke-9 dari 27 program studi dengan tingkat keketatan sebesar 5,49%, mengungguli beberapa prodi favorit lainnya seperti Teknik Industri, Kebidanan, dan Teknik Elektro.
Data tersebut menunjukkan bahwa dari setiap 100 pendaftar, hanya sekitar 5 orang yang berhasil lolos seleksi masuk ke Teknik Biomedis UNAIR — menjadikannya salah satu prodi paling kompetitif di FST UNAIR dan sekaligus sorotan baru dalam dunia pendidikan tinggi saintek di Indonesia.
Ketua Program Studi Teknik Biomedis UNAIR menyampaikan bahwa tingginya minat calon mahasiswa tidak lepas dari prospek masa depan bidang ini yang sangat menjanjikan. “Teknik Biomedis adalah irisan strategis antara dunia medis dan teknologi. Lulusan kami dibekali kemampuan rekayasa perangkat medis, biomaterial, hingga teknologi kesehatan digital yang sangat dibutuhkan industri saat ini dan masa depan,” ujarnya.
Tidak hanya dari sisi akademik, dukungan laboratorium yang lengkap, termasuk alat elektrospinning, 3D printing, hingga perangkat simulasi biomekanik, semakin memperkuat daya saing mahasiswa di kancah nasional maupun internasional.
Bersamaan dengan capaian ini, Teknik Biomedis UNAIR terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian, serta membuka kolaborasi dengan dunia industri dan institusi riset. “Keketatan ini menunjukkan bukan hanya semakin banyak yang berminat, tapi juga bahwa kami menyeleksi yang terbaik untuk mencetak engineer kesehatan masa depan,” tambahnya.
Dengan tren ini, Teknik Biomedis UNAIR bukan hanya menjadi tujuan favorit bagi calon mahasiswa, tetapi juga simbol dari transformasi pendidikan tinggi menuju era teknologi kesehatan yang lebih canggih dan humanis.