Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) dari Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud Ristek RI untuk inovasi mereka dalam menangani gangguan perdarahan. Tim ini terdiri dari lima mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, yaitu Sirojuddin Kholil Muhammad, Ahmad Rizki Nur Permana, Carista Cherys Setianto, Brigade Mahendra Dharmalaksana, dan Tarrisa Zahira Putri. Di bawah bimbingan Dr. Prihartini Widiyanti, seorang ahli biomaterial dan kesehatan gigi, mereka mengembangkan sebuah produk yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam dunia kedokteran gigi.
Penelitian yang mereka lakukan berfokus pada pengembangan Dental Sponge Hemostatic Agent berbasis Chitosan-Gelatin dengan ekstrak kulit delima (Punica granatum). Produk ini dirancang untuk mengatasi gangguan perdarahan pada pasien yang menjalani operasi alveolar gigi. Dengan memanfaatkan sifat antiinflamasi dari ekstrak kulit delima yang dikombinasikan dengan Chitosan-Gelatin, tim ini berupaya menciptakan agen hemostatik yang tidak hanya efektif dalam menghentikan perdarahan tetapi juga memiliki sifat biokompatibel yang menjanjikan.
Ketua tim PKM Dental Sponge, Sirojuddin, menjelaskan bahwa penelitian ini memiliki potensi untuk memperluas penggunaan agen hemostatik dalam bidang kedokteran gigi. Mereka berharap hasil riset ini dapat menjadi alternatif yang lebih luas dalam penyembuhan luka di area gigi dan mulut. Inovasi ini tidak hanya menargetkan efisiensi klinis tetapi juga keamanan penggunaan, sehingga dapat menjadi solusi yang lebih baik bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan setelah operasi.
Namun, perjalanan penelitian ini tidak tanpa tantangan. Sirojuddin mengungkapkan bahwa mereka harus melalui berbagai proses yang kompleks, termasuk uji in vivo dan ekstraksi, yang belum pernah mereka pelajari secara mendalam di bangku kuliah. Persiapan metode untuk pengajuan Laik Etik juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam memastikan keakuratan dan ketepatan waktu dalam pemberian materi uji. Tim mereka juga harus melakukan revisi berkali-kali, termasuk penambahan pengamatan mikroskopis dengan uji histopatologis untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.
Sirojuddin dan timnya berharap penelitian ini dapat membawa mereka ke tahap lebih lanjut, termasuk lolos hingga ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan memenangkan medali emas. Selain itu, mereka juga memiliki harapan besar agar produk hasil penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi produk yang potensial dalam penanganan gangguan perdarahan pasca-operasi pencabutan gigi di masa depan. Melalui riset ini, mereka ingin memberikan kontribusi nyata bagi dunia kedokteran dan kesehatan, khususnya dalam bidang kedokteran gigi.