Surabaya – Difa Fanani Ismayanto, mahasiswa Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR, berhasil memenangkan medali emas di lomba international Indonesia-Malaysia-Thailand Symposium on Innovation and Creativity (iMIT SIC) 2019. Di ajang ini, Difa mempresentasikan inovasinya yang berjudul Medical Device Innovation by Integrating Electrocardiograph, Expert System, and Visual Analogue Scale for The Detection of Acute Myocardial Infarction.
Difa bersama lima mahasiswa FST UNAIR lainnya bersaing dengan 300 peserta lain untuk memenangkan gelar juara di lomba yang berbentuk presentasi poster ini. Dr. Rimuljo Hendradi, S.Si., M.Si, dosen Sistem Informasi FST UNAIR yang ikut mendampingi mahasiswanya di iMIT SIC 2019 menyampaikan bahwa peserta lomba berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Thailand dari 15 universitas.
Dalam lomba ini, para peserta mempresentasikan poster yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan dewan juri. Ada berbagai karya yang diikutsertakan dalam ajang ini, seperti penelitian inovatif yang sudah dilakukan dan konsep atau ide inovasi. Difa sendiri menang atas karyanya yang berupa prototipe alat medis.
Inovasi yang dibuat oleh mahasiswa Teknik Biomedis FST UNAIR ini merupakan alat pendeteksi serangan jantung yang terdiri dari perangkat keras dan lunak. Dalam mendeteksi serangan jantung, alat ini menggunakan integrasi tiga sistem, yaitu sistem elektrokardiograf (EKG) yang menggunakan hardware dalam melakukan pengukuran, sistem pakar, dan sistem visual analogue scale (VAS) yang dapat diakses malalui aplikasi HP berbasis Android.
“Cara kerjanya adalah dengan memasang tiga sensor elektroda pada dada pasien yg mengeluh nyeri dada, sesuai aturan segitiga einthoven, untuk melakukan pemeriksaan EKG. Hasilnya akan ditampilkan pada aplikasi HP Android. Kemudian pasien akan diminta menjawab beberapa pertanyaan pada sistem pakar sesuai gejala yang dirasakan dan selanjutnya akan dikalkulasikan menjadi hasil deteksi,” jelas mahasiswa Teknik Biomedis tersebut.
Alat deteksi jantung ini juga dapat digunakan dalam keadaan bahaya ketika pasien sudah tidak mampu mengisi sistem pakar. Pada keadaan ini, deteksi dilakukan langsung menggunakan sistem VAS yang hanya perlu diisi dengan angka intensitas nyeri yang dirasa oleh pasien. Alat portable ini dilengkapi dengan buku panduan agar mudah digunakan kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa pun, sehingga alat ini tidak hanya bisa digunakan oleh tenaga medis. Selain itu, alat ini juga dapat membantu memberikan penanganan dengan cepat dan memberikan hasil yang akurat.
Alat ini dibuat oleh Difa dan dua mahasiswa Teknik Biomedis FST UNAIR lain yang saat ini sudah lulus, yaitu Rahardian Tarunosudirjo dan Aji Sapta Pramulen. Sebelum iMIT SIC 2019, karya mereka telah memenangkan medali perak di bidang presentasi dan poster pada Pekan Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta 2018.
Banyaknya orang yang tidak sadar bahwa nyeri dada adalah gejala serangan jantung dan bukan sekedar akibat penyakit ringan biasa menginspirasi Difa dan tim untuk membuat inovasi ini. Tidak hanya itu, untuk mendeteksi serangan jantung pun dibutuhkan pemeriksaan EKG dan anamnesis oleh dokter spesialis jantung, sedangkan jumlah dokter spesialis jantung di Indonesia sangat terbatas. Selain itu, serangan jantung bersifat mendadak dan keterlambatan penanganan dapat mengakibatkan kematian.
Saat ini, alat deteksi jantung karya Difa dan tim telah terdaftar dan memiliki sertifikat hak paten. Namun, alat ini belum diproduksi secara massal karena ada fitur-fitur baru yang ingin ditambahkan oleh Difa agar alat bekerja dengan lebih efektif.
Ketika ditanya mengenai tanggapannya ketika memenangkan medali emas, Difa mengaku senang sekaligus tidak percaya. “Perasaannya tentu saja senang dan bangga bisa membawa nama baik UNAIR, khususnya FST di kancah internasional. Tapi juga ada sedikit rasa tidak percaya, mengingat saingan saya disana begitu banyak, bahkan tidak hanya mahasiswa undergraduate, fresh graduate pun juga berkontribusi dalam lomba tersebut,” jawab Difa.
Penulis: Dida S. N. Hilman
Artikel Terkait:
Mahasiswa FST UNAIR Raih Enam Medali di Thailand
Mahasiswa Kimia FST UNAIR Raih Best Paper Konferensi di China
Aplikasi Dukung Kesejahteraan Petani Karya Mahasiswa UNAIR Raih Medali di Thailand